RATU KALINYAMAT-2
Raden Trenggono /
Tung Ka Lo
(1521-1546)
|
Dw. Asikah
Ampel
|
Dw.
Sekar Taji
|
Selir
(Nyai Dyah Juminten)
|
||||||
Raden Mukmin / Sunan Prawoto /
Muk Ming
(1498-1548)
|
Putri Nilam Sari (1527-1536)/
Wuryani/Retna Kencana
istri Panuwun Hadiri/B. Toyib/ Tjie Win Thang
|
Putri Sekar Kedhaton /
Ratu Kambang /
istri Karebet Joko Tingkir
|
Pg. Timur /
Ronggo Jumeno / Toh A Bo
|
||||||
1. Siapakah
Ratu Kalinyamat..?
Ø Ratu
Kalinyamat adalah Putri Raden Trenggono dari Istrinya yaitu Dewi Sekar Taji.
Ø Nama
asli Ratu Kalinyamat adalah Dewi Nilamsari. Sedangkan istilah Ratu Kalinyamat
sendiri adalah sebutan masyarakat karena suaminya adalah Sunan Kalinyamat.
Kejadian itu bermula ketika Raden Trenggono terpaksa menjodohkan Dewi Nilam
Sari dengan R. Panuwun/ Pangeran Hadiri yang saat itu diberi kekuasaan di
wilayah Kalinyamatan Jepara, yang dahulu adalah sebuah pulau yang bernama
Ghofuro. Pangeran Hadiri bergelar Sunan Kalinyamat. Sehingga secara tidak
langsung Istri Sunan Kalinyamat juga bergelar Nyai Kalinyamat / Ratu
Kalinyamat.
Ø Ratu
Kalinyamat juga mempunyai saudari kandung (adik perempuan) yang sudah
diperistri oleh Karebet/ Joko Tingkir yang bernama Dewi Sekar Kedhaton/ Ratu
Kambang.
Ø Selain
Ratu Kambang (istri Joko Tingkir) Kalinyamat juga mempunyai 2 (dua) saudara
laki-laki dari Ibu yang berbeda. Mereka adalah R. Mukmin/ Sunan Prawoto yang
diberi kekuasaan di Sukolilo Pati, serta R. Ronggo Jumeno yang kemudian hari
diberi kekuasaan di Madiun.
Selama
ini kisah Ratu Kalinyamat selalu dirivalkan dengan Sultan Demak ke-IV yaitu
Pangeran Ariyo Penangsang Jipang, sehingga hal ini menggiring opini masyarakat
untuk memilih yang mana tokoh yang mereka kagumi. Padahal yang seharusnya jadi
rivalnya Ratu Kalinyamat, bukan Pangeran Ariyo Penangsang saja, Portugis
misalnya.
Selain
itu cerita-cerita yang beredar secara lisan maupun serial drama, bahkan film tentang
Ratu Kalinyamat tidak pernah menceritakan secara utuh peristiwa yang terjadi
antara Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Ariyo Penangsang. Hal ini berakibat
fatal. Karena buku Babad yang beredar bukan merupakan kodifikasi sejarah yang
sebenarnya. Buku Babad tersebut hanyalah kumpulan cerita dari sastrawan-sastrawan
kerajaan yang menceritakan suatu peristiwa berdasarkan sudut pandang Rajanya.
Bukan pengkodifikasian sejarah secara utuh.
Hal
ini menjadi problematika yang sangat serius bagi para pakar dan peneliti
sejarah untuk mengungkap kebenaran yang absolute. Dari kenyataan tersebut
banyak orang yang beropini bahwa “ya
terserah lah, itu kan versi, masing-masing penulis beda cerita”. Sebenarnya
ini tidak sesederhana itu, sehingga perlu adanya pelajaran sejarah disetiap
sekolah baik formal maupun non formal yang menerangkan tentang fakta sejarah,
(bukan hanya dongeng yang tidak berdasarkan bukti sejarah dan hanya
hayalan-hayalan yang bersifat imajinasi).
Di
sini, saya hanya akan mengungkap kronologi sejarah secara garis besar tentang
Ratu Kalinyamat. Bukan karena saya penulis buku “ARIYO PENANGSANG” kemudian saya membagus-baguskan cerita Ariyo
Penangsang lantas menjelek-jelekkan cerita Kalinyamat. Yang namanya penelitian
itu harus Independent, tidak boleh memihak. Karena kebenaran sejarah dapat di
uji dengan bukti sejarah, bukan omong kosong belaka. Saya tegaskan lagi, ini
bukan untuk mengkritisi atau menghina sosok Ratu Kalinyamat serta Joko Tingkir
atau yang lainnya yang selama ini dianggap pahlawan. Tapi semata-mata untuk
meluruskan sejarah yang sudah lama terkoyak kebenarannya oleh kebencian yang
ditanamkan para penjajah kolonial.
Kisah ini berawal saat Ayah Pangeran Ariyo Penangsang dicalonkan
sebagai Putera Mahkota Kesultanan Demak Bintoro oleh ayahandanya yaitu Raden
Patah. Hal ini memicu kebencian dari saudara-saudaranya. Sampai akhirnya Raden
Trenggono menghendaki tahta Sultan di Demak Bintoro dengan caranya sendiri, (baca buku “Ariyo Penangsang Satria Sejati New Version” Sejarah
Singkat R. Patah, R. Yunus, dan Sejarah Pembunuhan R. Surowiyoto-halm. 16-23).
Dalam kisah tersebut Raden Trenggono menyuruh putranya R. Mukmin
untuk menghabisi nyawa pamannya yaitu ayah dari Pangeran Ariyo Penangsang
Jipang. Karena begitu besarnya ambisi R. Mukmin untuk mendukung ayahnya maka
dibunuh juga Ibu Pangeran Ariyo Penangsang yang saat itu sedang mengandung
Pangeran Ariyo Penangsang, dengan harapan tidak akan ada lagi pewaris tahta
selain keturunan ayahnya saja.
Akan tetapi Allah Swt. maha tahu dan mempunyai rencana yang berbeda.
Kejadian pembunuhan itu disaksikan secara langsung oleh Kakek Pangeran Ariyo
Penangsang yaitu Ja’far Shodiq yang belakangan lebih dikenal dengan julukan
Sunan Kudus.
Mengetahui putri dan menantunya tergeletak bersimbah darah, Sunan
Kudus meringkus R. Mukmin dan memberinya hadiah COLOK tepat di kedua matanya
hinga R. Mukmin buta selama-lamanya. Sementara itu Putri Sunan Kudus yaitu Dyah
Ayu Roro Martinjung yang sedang hamil tua masih mengerang-ngerang kesakitan
menghadapi sakarotul mautnya, akibat tikaman keris dari R. Mukmin. Dengan sigap
Sunan Kudus sendirilah yang membantu persalinan putri tercintanya hingga
putrinya tersebut menghembuskan nafas yang terakhir.
“Innaa lillaahi wainnaa ilaihi rooji’uun",
Namun syukur
alhamdulilah, si jabang bayi yang dilahirkan dapat terselamatkan. Bayi itu
laki-laki sangat polos lucu dan menggemaskan. Sejenak Sunan Kudus tertegun
memandangi bayi yang tak berdosa itu. Tak terasa air matanya deras mengalir
membasahi pipinya yang mulai kisut akibat usia. Akan tetapi bayi itu seolah
tidak mengerti kesedihan yang dialami oleh kakeknya. Saat terlahir bayi itu
tidak menangis, bahkan saat memandang kakeknya menangis, dia tertawa kecil (terpingkal),..
tawa sang bayi ini menyadarkan Sunan Kudus dari keterlarutannya dalam
kesedihan. Setelah membersihkan sang bayi, akhirnya jasad puteri dan menantunya
itu beliau kuburkan dengan layak.
Karena peristiwa pembunuhan itu ada di pinggir sungai maka menantunya
tersebut diberi gelar Pangeran Sekar Sedo Lepen. Kemudian karena proses
kelahiran cucunya berada di akar pohon ingas yang terdampar di pinggiran
sungai, maka cucu laki-lakinya itu diberi gelar Pangeran Ariyo Penangsang, (baca buku “Ariyo Penangsang Satria Sejati New Version” Kelahiran Pangeran
Ariyo Penangsang-halm. 24).
Singkat cerita, setelah dewasa Pangeran Ariyo
Penangsang bertanya pada sang kakek, siapa dan di mana kedua orang tuanya. Namun Sunan Kudus enggan menceritakannya
karena khawatir cucunya tersebut tidak bisa menahan emosi. Sampai pada akhirnya
Pangeran Ariyo Penangsang menemukan sendiri Lembar Wedo yang ditulis Sunan Kudus, yang menceritakan pembunuhan R. Mukmin
(Sunan Prawoto / Kakak Ratu Kalinyamat), terhadap ayah dan ibunya.
Namun setelah Pangeran Ariyo Penangsang membaca
tulisan itu, beliau tidak begitu mengerti apa yang menyebabkan Sunan Prawoto
membunuh Ayah dan Ibunya. Kemudian dilain watu saat mereka selesai mengaji,
Pangeran Ariyo Penangsang bertanya pada kakeknya, (baca
buku “Ariyo Penangsang Satria Sejati New Version” Ariyo Penangsang difitnah-halm.
45-46).
Percakapan antara Sunan Kudus dengan Pangeran
Ariyo Penangsang didengar oleh Senopati Jipang Soreng Rangkud, namun situasi
ini dimanfaatkan oleh Joko Tingkir / Hadiwijoyo untuk memperuncing masalah, (baca buku “Ariyo Penangsang Satria Sejati New Version” Joko Tingkir
Mbalelo-halm. 63-64 dan Kematian Sunan Prawoto-halm 67-68). Untuk kematian suami Ratu Kalinyamat/ P. Hadiri, (baca buku “Ariyo Penangsang Satria Sejati New Version” halm. 69).
Serta Wafatnya Pangeran Ariyo Penangsang halm. 61-62).
Pada dasarnya tidak perlu mengungkit-ungkit
kejelekan orang lain, apa lagi ini aib. Barang kali aib kita jauh lebih jelek
dari orang yang kita bicarakan. Akan tetapi yang kita bahas saat ini adalah
sosok public figure yang selama ini di agung-agungkan, ternyata memiliki tabiat
yang kurang baik. Namun pada akhirnya semua kembali pada pribadi masing-masing
orang.
Karena “ Lain ladang lain belalang lain wedhus
lain pula kandhangnya”....... 7-1-2017.
SEKIAN
NB:
Bagi yang ingin
jelas bagaimana cerita lengkapnya hubungi
GURU SKI MA SUNAN KALIJAGA
WALIONO, SPDI
Cuplikan-
Ratu Kalinyamat topo wudo sinjang rikmo dateng
ukir dono rogo
(Ratu Kalinyamat tetap telanjang membelai rambut
di gunung menyerahkan dirinya).
Ratu Kalinyamat membikin
sayembara bagi para pemuda yang sanggup membunuh dan membawa jasad Pangeran
Ariyo Penangsang ke hadapannya akan diberi imbalan kepuasan nafsu birahi, dan
bila gagal mereka akan dibunuh.