WALIONO, SPDI
Mempersembahkan Serial Sejarah yang berjudul Ariyo Penangsang Satria Sejati Episode:
Lahirnya Ariyo Penangsang
Pada peristiwa
terbunuhnya Pangeran Suro Wiyoto/ Pangeran Sobo Kingkin/Pangeran Sekar Sedo
Lepen/Kikin (1488-1523 M), Dewi Martinjung/ Ma Tien Tju (1493-1523 M), sudah waktunya untuk
melahirkan, akhirnya Sunan Kudus/Ja’far Shodiq/Ja Tik Su (1460-1550 M),
sendiri yang membantu persalinan putrinya.
Seusai
dilahirkan, bayi tersebut oleh Ja’far Shodiq diberi nama “Raden Mas Ibrohim Haji/Nan
Sang Jipang Kan” atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Ariyo
Penangsang. Dewi Roro Martinjung mengalami pendarahan hebat akibat tusukan
keris Brongot Setan Kober hingga nyawanya tidak dapat diselamatkan. Kemudian Sunan
Kudus membawa jasad putrinya untuk segera dimakamkan. Pangeran Ariyo
Penangsang kecil telah menjadi yatim piyatu. Ja’far Shodiq membawa
Pangeran Ariyo Penangsang ke kedhaton Jipang yang sebelumnya dibangun oleh Raden
Usman Haji/Sunan Ngudung yaitu kakek dari Pangeran Suro Wiyoto.
Di Jipang
inilah Ja’far Shodiq mendidik Pangeran Ariyo Penangsang kecil sampai beranjak
remaja. Selain dibekali ilmu kanuragan yang cukup, dia juga diajarkan wawasan
tentang ketata negaraan dan ilmu agama, hingga akhirnya tumbuh menjadi pribadi
yang gagah berani dan juga taat beribadah. Pangeran Ariyo Penangsang memperoleh
pusaka keris Kyai Brongot Setan Kober warisan turun-temurun kesultanan Demak
Bintoro yang sejak kematian ayah dan ibunya, masih disimpan rapi oleh Sunan
Kudus.[1]
[1]Waliono,
S.Pd.I, Ariyo Penangsang Satria Sejati, (Mengungkap Fakta Sejarah dalam
Penjara Mitos yang Mencekam), hlm. 12.
ARIYO PENANGSANG SATRIA SEJATI
ARIYO PENANGSANG
Dengan memuji Tuhan
yang maha Pengasih dan Penyayang saya mengawali tulisan cerita “ ARIYO PENANGSANG SATRIA SEJATI”. Buku ini mengisahkan tentang
keberanian Pangeran Ariyo Penangsang dalam memperjuangkan eksistensi kesultanan
Demak Bintoro.
Pangeran Ariyo Penangsang adalah putra dari Pangeran Suro Wiyoto atau cucu
Raden Patah pendiri kesultanan Demak Bintoro. Selain itu Pangeran Ariyo
Penangsang juga merupakan cucu Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung
keturunan penguasa Jipang yang I yaitu Prabu Ariyo Joyo Dipo.
Buku ini, juga menampilkan gambar-gambar serta foto-foto sebagai bukti
tempat bersejarah mengenai kisah Pangeran Ariyo Penangsang. Alur
ceritanya pun sangat natural dan bersudut pandang obyektif, sehingga tidak
perlu ada gejolak ataupun intervensi dari pihak manapun. Buku ini,
awalnya diangkat dari legenda masyarakat Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten
Blora, yang selanjutnya dikembangkan menggunakan penelitian sehingga diharapkan
dapat dibuktikan kebenarannya. Semoga dengan lahirnya buku “ ARIYO PENANGSANG SATRIA SEJATI” ini, akan meluruskan pandangan kebanyakan orang
mengenai Pangeran Ariyo Penangsang yang selama ini digambarkan berwatak
emosional dan selalu dianggap tempramental.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya secara khusus penulis
persembahkan kepada Bapak Lurah Ngadi selaku Kepala Desa Jipang, yang
telah memberikan kesempatan serta kemudahan bagi penulis dalam menempuh
penelitian di Desa Jipang, hingga penelitian ini mencapai garis tepi.
Tak lupa rasa terimakasih juga penulis haturkan kepada Bapak Drs. Muh.
Musiran, M.S.I, yang telah banyak membantu penulis dalam proses penerbitan buku
ini. Kepada simbah Ismani Jipang, simbah Dawud Surodikromo Jipang, simbah Dirin
Jipang, simbah Sastrodiharno Dikun Jipang, simbah Sukarjan Jipang selaku Juru
Kunci Makam Gedhong Ageng Jipang yang sekarang, simbah Ujud Jipang, simbah
Salikun Jipang, simbah Suwarso Jiken, simbah Rais Purwo Suci, simbah Sukijan
Balun, simbah Tasmijan Tegiri, simbah Tarno Jipang, simbah Munatsir Judan, simbah
Kusdi Judan, Bp Soecipto Jipang, Bp Suryadi Jipang, Bp Suwito Jipang, Bp. Sutiono
Pojokwatu, mas Eko Prasetio sebagai Modin Jipang, mas Sutrisno Tebon, mas
Maulana Setren, mas Pangat Tegiri, dan segenap narasumber lain yang berkenan
memberikan cerita sebagai catatan guna referensi dalam penulisan kisah ini.
Serta seluruh masyarakat Desa Jipang tanpa terkecuali, karena thema yang
diambil dalam buku ini adalah cerita yang berkaitan dan bersinggungan langsung
dengan legenda, sejarah, yang berasal dari Desa Jipang Kecamatan Cepu Kabupaten
Blora.
Penulis menegaskan bahwa buku ini tidak bertujuan untuk menghasut ataupun
merugikan pihak manapun. Akan tetapi apabila ada pihak-pihak yang merasa tersinggung
atau merasa dirugikan, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirya penulis hanya berharap
semoga buku yang berjudul “ ARIYO PENANGSANG SATRIA SEJATI” ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi, dan
seluruh pembaca pada umumnya.
Cepu, 13 Septeember 2016,
Waliono,
S.Pd.I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar