Pangeran Ariyo Penangsang Difitnah
Setelah 22 tahun pasca kematian Pangeran Suro
Wiyoto/Raden Sobo Kingkin/ Pangeran Sekar Sedo Lepen/ Kikin beserta sang
ibu Dewi Martinjung/ Ma Tien Tju, Pangeran Ariyo Penangsang/Pangeran Ibrohim
Haji (1523-1585 M), kini telah beranjak dewasa. Sudah waktunya Sang Pangeran dilantik
untuk menjadi seorang penguasa di Jipang, hingga diberikan gelar “Kanjeng Pangeran
Ariyo Jipang” 1545 M.
Seiring dengan pertumbuhannya, Pangeran Ariyo
Penangsang selalu berusaha menanyakan tentang siapakah sebenarnya ayah dan ibu
kandungnya. Serta dimanakah mereka berada. Karena seringnya hal itu ditanyakan kepada
Sunan Kudus, akhirnya Sunan Kuduspun menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Setelah mendengar cerita dari kakeknya itu, Pangeran
Ariyo Penangsang merasa sangat terpukul. Sebagai seorang putra, Pangeran Ariyo
Penangsang merasa berkewajiban untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya.
Hingga dia memutuskan untuk membuat perhitungan dengan Bagus Mukmin (1521-1548 M)
putra sulung dari Sultan Trenggono.[2]
Pada dasarnya, Pangeran Ariyo Penangsang ingin
membunuh Bagus Mukmin/Muk Ming dengan tangannya sendiri. Akan tetapi
Sunan Kudus melarangnya. Karena menurut Sunan Kudus, seorang pemimpin tidak
pantas mengotori kedua tangannya dengan membunuh saudaranya.[3]
Mendengar nasehat dari kakeknya itu, Pangeran Ariyo
Penangsang merasa sedih. Mengetahui hal itu, Patih Ronggo Mentaun segera mengutus
Senopati Soreng Rangkud untuk membunuh Bagus Mukmin/Sunan Prawoto di Sukolilo Pati
menggunakan keris Kyai Brongot Setan Kober yang belakangan tidak pernah dipakai
dan selalu ditaruh di bilik pusaka.
Setibanya di Bukit Prawoto, Senopati Soreng Rangkud menemukan
Raden Bagus Mukmin beserta istrinya sudah tergeletak tak bernyawa. Senopati
Soreng Rangkud segera kembali ke Jipang untuk melaporkan kejadian itu kepada
Patih Ronggo Mentaun.
Sementara itu berita kematian Bagus Mukmin beserta
istrinya di Bukit Prawoto terdengar oleh Ratu Kalinyamat. Kemudian Ratu Kalinyamat
bersama Raden Hadiri melabrak dan memaki-maki Sunan Kudus yang saat itu berada
di Jipang. Sunan Kudus mencoba untuk menjelaskan duduk permasalahannya.
Akan tetapi Ratu Kalinyamat tidak mau mendengarkannya.
Ratu Kalinyamat
beranggapan bahwa Sunan Kudus lebih memihak pada Pangeran Ariyo Penangsang.
Dalam situasi ini, Ratu Kalinyamat bersama suaminya, Raden Hadiri bersepakat melaporkan
Pangeran Ariyo Penangsang kepada Joko Tingkir untuk memperoleh pembelaan dari
kekasihnya yaitu Karebet/Joko Tingkir.
Astaghfirullahal 'Adhiim Alfitnatu wa Akbaru minal Qothli
BalasHapusAlfitnatu Asyaddu mial Qothli
BalasHapus